MUARO JAMBI, IKNOne.com — Pasca adanya aksi pendudukan lahan oleh warga petani Desa Sakean belum lama ini dilahan perkebunan kelapa sawit PT Erasakti Wira Forestama (EWF).
Salah satu perusahaan pabrik kelapa sawit di Jambi itu juga bergegas mengambil langkah agar tidak kembali kecolongan seperti beberapa hari lalu, dimana masa petani berhasil lolos menduduki lahan perkebunan kelapa sawit PT EWF.
Terpantau pada Kamis 23 Maret 2023 sore pihak perusahaan membangun gerbang besi setinggi kurang lebih 3 meter di titik masuk warga petani Desa Sakean pada Jum’at (17/03/2023) lalu.
Sementara itu hingga Jum’at (24/03/2023) sore pengerjaan pembangunan gerbang besi tersebut masih terus dikerjakan oleh pekerja perusahaan tersebut.
Tidak hanya itu pihak PT Erasakti Wira Forestama juga mengerahkan alat berat untuk berbenah memperlebar parit gajah disekeliling gerbang besi yang baru di bangun.
Perkara sengketa lahan antara PT Erasakti Wira Forestama dan warga petani semakin panas bergulir kemeja hijau. Tidak tanggung-tanggung PT EWF diguguat oleh 627 warga petani ke Pengadilan Negeri Sengeti.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Sengeti nomor perkara 12/Pdt.G/2023/PN.
Warga petani Desa Sakean juga menggugat Presiden Republik Indonesia hingga Kepala Kantor Agraria dan Tata Ruang Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.
Terpisah. Kuasa hukum Desa Sakean Akurdianto menyebut perkara tersebut akan segera dimeja hijaukan, kendati demikian orang yang kerap disapa Bang Akur itu menyebut tidak ada kesepakatan antara kedua pihak pada Jum’at (24/03/2023) kemarin.
“Untuk proses hukum nanti sidang perdana tanggal 28 maret, sementara untuk warga Sakean karena tidak ada kesepakatan pertemuan hari Jum’at kemarin akan kembali menduduki lahan PT EWF” bebernya, Sabtu (25/03/2023).
Berdasarkan informasi warga petani Desa Sakean akan kembali melakukan pendudukan lahan perkebunan kelapa sawit PT Erasakti Wira Forestama. Akurdianto menyebut hal itu murni karena keinginan warga bahkan dirinya tidak mengetahui kapan pendudukan lahan itu akan kembali dilakukan.(Tim)